3 Hal Penting yang Harus Diurus sebagai Pelajar Internasional di Australia
Siapa yang saat ini sedang berencana untuk melanjutkan studi di Australia? Apakah kamu salah satunya? Merantau ke luar negeri untuk pertama kalinya bisa menjadi hal yang sangat menantang, terutama ketika kita masih sangat asing dengan negara yang akan didatangi.
Saat kita bepergian sebagai turis, setibanya kita di negara tujuan, mungkin kita akan fokus jalan-jalan saja; langsung mencoba makanan khas negara tersebut, pergi ke destinasi wisata populer, dan foto-foto untuk diposting di media sosial kita. Namun, apabila kita bepergian ke luar negeri untuk tinggal sementara (jangka waktu lebih dari 2 minggu), ada beberapa hal penting yang harus kita urus demi kelancaran hidup kita.
Setelah penantian 2 tahun lamanya dikarenakan pandemi Covid-19 dan tutup border, tahun lalu akhirnya aku bisa datang ke Australia untuk merasakan pengalaman studi secara langsung. Aku ingin berbagi cerita tentang 3 hal penting dan krusial yang harus diurus setelah tiba di negara kangguru, alias Australia. Disclaimer dulu... Tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadiku di kota Perth, Australia Barat.
Sumber: https://destinationlesstravel.com/things-to-do-in-perth-wa/ |
1. Membuat Akun atau Rekening Bank
Bank menjadi lokasi pertama yang aku tuju setelah aku menaruh koper di akomodasiku. Ada beberapa bank di Australia yang bisa kamu pilih, seperti: Commonwealth Bank of Australia (CBA), NAB, ANZ, HSBC, dan Bankwest. Sepenglihatanku, CBA adalah bank yang paling banyak digunakan orang Indonesia yang berada di Perth. Mungkin saja karena cabangnya yang banyak dan kemudahan yang ditawarkan. Kita dapat membuat akun bank secara online sedari di Indonesia, tapi dengan satu syarat, yaitu: kita harus sudah punya alamat tempat tinggal di Australia. By the way, kita bisa menggunakan alamat akomodasi yang akan kita tinggali.
Karena aku tidak mendaftar secara online sebelum aku berangkat, jadi aku membuat rekening baru tersebut langsung ke bank yang paling dekat dengan akomodasiku. Prosedurnya cukup sederhana" hanya perlu mengisi formulir dan menyiapkan paspor serta visa.
Setelah kurang lebih 45 menit (termasuk waktu antri), proses membuat rekening bank selesai dan kita tinggal menunggu kartu debit kita dikirimkan ke akomodasi kita. Durasi pengiriman cukup lama, minimal 10 hari kerja, jadi kudu sabar ya...
Kalau boleh memberi saran, kita harus menyisihkan uang tunai untuk bertransaksi sebelum kartu debit kita sampai di tangan. Jadi, jangan lupa untuk membawa uang tunai sebanyak biaya hidup kita untuk kurang lebih 2-3 minggu di Australia.
Source: https://www.studiesinaustralia.com/studying-in-australia/living-in-australia/banking-in-australia |
2. Membeli Nomor Lokal Australia
Berbeda dengan Indonesia yang banyak pilihan paket internet dan kebanyakan harganya murah dijangkau, biaya internet di Australia cukup mahal, kurang lebih $30 untuk sebulan. Namun, sisi positifnya, biaya SMS dan teleponnya gratis, sehingga kebanyakan orang di Australia lebih memilih untuk berkomunikasi via telepon atau sms (sangat jarang yang via Whatsapp, kecuali kamu berkomunikasi dengan sesama orang Indonesia di sini).
Setelah membeli dan mengaktifkan nomor lokal Australia yang sudah kamu beli, kamu pun bisa lebih mudah berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarmu di Australia. Namun, ada satu hal yang mau ku tekankan kepada para pembaca:
Hati-hati dengan SCAM atau penipuan dari nomor-nomor asing yang menghubungi.
Para scammer biasanya akan menyasar nomor-nomor baru untuk menjadi target utama mereka. Banyak sekali contoh-contoh penipuan, beberapa di antaranya yang aku tahu adalah:
- Penipuan AUS POST: nomor asing yang mengirimkan tautan yang nantinya saat kamu mengeklik tautan tersebut, informasi privasimu akan dicuri oleh para penipu.Baca lebih lanjut di tautan ini.
- Penipuan dari Amazon: nomor asing meneleponmu dan suara bot akan mengatakan bahwa mereka dari Amazon Fraud Department atau Departemen Penipuan dari Amazon, lalu kamu diminta untuk mengeklik nomor 1 untuk berbicara dengan operator. Kemudian, aksi penipuan itu pun dimulai di mana kamu akan dibuat panik karena kartu kreditmu sudah di-hack.Baca lebih lanjut di tautan ini.
Sumber: https://www.wxyz.com/money/consumer/dont-waste-your-money/warning-issued-over-new-amazon-phone-scam - dan banyak lagi... jadi, kamu harus sangat berhati-hati ya...
Sumber: https://auspost.com.au/ |
3. Membuat TFN (Tax File Number)
Sisi istimewa dari menjadi pelajar di Australia adalah kamu bisa bekerja sambilan atau part-time job. Dengan bekerja sambil belajar, para pelajar bisa melatih kemampuan bahasa Inggris mereka dan juga menambah pengalaman. Namun, kita tidak bisa sembarangan bekerja sambilan begitu saja.
Ada satu dokumen penting yang harus kita ajukan sebelum mulai bekerja, yaitu Tax File Number atau seperti NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) di Indonesia.
Langkah pertama, kamu bisa mengunjungi tautan ini: https://www.ato.gov.au/Individuals/Tax-file-number/Apply-for-a-TFN/.
Langkah kedua, klik pilihan "Foreign passport holders, permanent migrants and temporary visitors – TFN application".
Kemudian, bacalah setiap detil di halaman tersebut, dan klik tombol hijau "Apply online for a TFN using the IAR", seperti di gambar berikut:
Setelah kamu mendapatkan surat dari pemerintah Australia yang berisikan TFN ini, kamu bisa memberikan nomor pajak ini kepada atasanmu atau HR di tempat kerjamu, dan kamu mulai bisa bekerja.
Jangan lupa untuk selalu mengecek aturan terbaru dari pemerintah Australia mengenai aturan bekerja bagi para pelajar ya. Per 1 Juli 2023, para pelajar bisa bekerja dengan maksimal 48 jam per 2 minggu. Baca lebih lanjut di tautan ini mengenai aturan pemerintah ini ya.
Good luck bagi semua pelajar yang sedang mempersiapkan diri.
Apabila ada hal penting lain yang harus diurus atau dipersiapkan (dan aku lupa menuliskannya di blog kali ini, kamu bisa berbagi informasi juga di kolom komentar ya).
Comments
Post a Comment