Menerima Kritik dengan Lapang Dada - Gimana Caranya?
Ada sebuah artikel yang cukup mengejutkan bagiku. Artikel tersebut diterbitkan di bbc.com dengan judul Kenapa kita susah menerima kritik, yang baik maupun yang buruk. Setelah membaca artikel tersebut, aku tergugah dengan beberapa hal. Ternyata, menerima kritik bukanlah hal yang mudah bagi manusia. Tak heran, rasa tersinggung sering dirasakan oleh orang-orang yang menerima kritik. Siapapun pemberi kritik, baik anggota keluarga atau rekan kerja, beberapa orang sering tidak terima dan cenderung marah. Bagaimana dengan diriku sendiri? Apakah aku adalah orang yang mampu menerima kritik? Sebagai pribadi yang jujur, jawabanku adalah: tergantung kritiknya apakah sesuai dengan fakta dan bagaimana penyampaiannya. Hari ini aku baru saja bertukar pikiran dengan seorang teman yang sempat terluka oleh ucapanku. Setelah kami saling jujur dan dia memberi kritik padaku, aku pun merenungkan hal ini: menerima kritik dengan lapang dada ternyata bukan hal yang sulit.
Lho, bagaimana bisa aku mengatakan demikian? Tentu saja situasional - tergantung cara penyampaian si pengkritik dan kondisi hati si penerima kritik. Namun, bila kamu menerapkan beberapa hal di bawah ini, aku percaya kamu bisa menerima kritik dengan lapang dada.
1. Dengarkan Orang Lain Terlebih Dahulu
Walaupun mendengarkan kekurangan tentang dirimu adalah hal yang tidak mudah, tetapi dengarkanlah terlebih dulu. Tidak perlu memberi respon atau reaksi apapun. Terus tanamkan di pikiran bahwa mendengarkan jauh lebih penting dari berbicara. Dengan mendengarkan, kamu bisa mendapatkan perspektif baru yang kamu tak ketahui sebelumnya. Bisa saja kritik yang ingin disampaikan oleh temanmu adalah sesuatu yang membangun.Fokus dengarkan apa yang disampaikan temanmu dan biarkan dia menyelesaikan semua kalimatnya. Bahkan misalnya kamu tidak terima dan ingin memotong perkataannya, kamu tidak perlu melakukan hal tersebut. Dengan membiarkan temanmu menyelesaikan kalimatnya, artinya kamu sedang menghargai orang tersebut. Kamu juga sedang membantu dirimu untuk belajar melihat suatu hal dari kacamata orang lain. Setelah temanmu menyelesaikan kalimatnya, kamu tidak perlu berkecil hati karena semua kritik yang disampaikan. Tarik nafas... dan hembuskan. Kita lanjut ke tahap selanjutnya.
Baca juga: Mendengar atau Mendengarkan?
Terus tanamkan di pikiran bahwa mendengarkan jauh lebih penting dari berbicara. Dengan mendengarkan, kamu bisa mendapatkan perspektif baru yang kamu tak ketahui sebelumnya.
2. Katakan Terima Kasih dan Maaf
Katakan Terima kasih untuk masukannya dan Maaf bila aku telah melukai perasaanmu. Ingat bahwa kamu mengatakan dua hal tersebut bukan sebagai formalitas, tetapi sebagai perkataan yang tulus dari hati. Berbicara jujur tentang keresahan hati adalah hal yang sangat sulit lho. Kalau temanmu berani mengatakan langsung kekuranganmu di depanmu, kecil kemungkinan dia mengatakan hal jelek tentangmu di belakang. Jadi, kamu harus berterima kasih karena temanmu peduli padamu. Bila yang diucapkan terasa menyakitkan, bersabarlah. Bukankah kamu menjadi pribadi yang kuat bukan melalui pujian, melainkan kritikan?
3. Berikan Feedback Kepadanya
Olah pikiran dan perasaanmu setelah melalui dua tahap di atas. Bila kamu sudah siap, kamu bisa memberikan feedback kepada temanmu. Feedback tersebut bisa menjadi cara penyampaian kritik orang tersebut atau hal yang juga kamu tidak suka darinya. Pilihlah kata-kata yang jujur dan membangun. Singkirkan jauh-jauh keinginan untuk mengatakan hal yang menjatuhkan temanmu. Ingat bahwa kalian sedang sama-sama belajar tentang satu sama lain. Tidak ada keuntungan apapun bila kamu mengucapkan hal-hal yang terlalu negatif dan di luar konteks.
Dengan saling mengutarakan isi hati dan keresahan hatimu bersama temanmu, kamu telah saling jujur dan terbuka. Menjadi jujur dan terbuka akan membuat masing-masing pribadi mampu introspeksi diri, serta mempererat hubungan kalian.
Sumber: onenun.com |
4. Introspeksi Diri dan Berpikir Objektif
Setelah kamu menerima kritik, ambillah waktu menyendiri sejenak. Renungkan kembali apa yang disampaikan oleh temanmu. Pikirkan secara objektif apakah yang disampaikan sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Misalnya, temanmu berkata bahwa kamu suka bohong, apakah benar kamu suka membohongi temanmu dan orang lain? Bila iya, kamu dapat memperbaiki dirimu untuk menjadi pribadi yang jujur ke depannya. Bila tidak, kamu tidak perlu terlalu memasukkan hal tersebut ke dalam hati. Kemampuan untuk menyaring kritik mana yang sesuai dengan dirimu sangat penting.
Pada akhirnya, orang yang paling mengenal isi hati dan apa yang telah kamu lakukan adalah dirimu sendiri. Tidak perlu merubah diri seutuhnya untuk menyenangkan orang lain. Bukankah kita tidak bisa menyenangkan semua orang dan tidak semua orang bisa menyenangkan kita? Jadikan kritik yang membangun itu sebagai motivasi untuk mengembangkan diri.
Bukankah kita tidak bisa menyenangkan semua orang dan tidak semua orang bisa menyenangkan kita?
Dengan menjadi terbuka dengan kritik, kita pun tidak menutup diri untuk selalu tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Jangan ragu untuk cerita dengan orang terdekatmu mengenai kritik yang baru saja disampaikan. Apakah benar kritik tersebut sesuai dengan fakta yang mereka alami denganmu? Selalu introspeksi diri dan jangan takut dengan kritik ya. Kritik adalah hal yang harus dihadapi dan diterima, bukan untuk dihindari.
Terimakasih selalu membagikan isi pikiran Chindy ke kita semuaa 🥰 ku jadi bljr jugaa, cuek bukan selalu cara yg bner, tpi harus bertukar pikiran dulu 😀
ReplyDeleteMantab banget tulisannya
ReplyDelete